Senin, 31 Oktober 2011

TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL



       Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu system sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau eleman yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Secara ekstrim teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi seluruh masyarakat. Dengan demikian apabila ada suatu konflik pada masyarakat, maka penganut teori fungsionalisme structural ini memusatkan perhatiannya kepada masalah tersebut dengan tujuan untuk menyelesaikannya agar tetap dalam keseimbangannya.
            Penganut teori fungsional memang memandang segala pranata sosial yang ada dalam suatu masyarakat tertentu serba fungsional dalam artian positif dan negative. Herbert gans (1972) menilai kemiskinan saja fungsional dalam suatu sosial system. Maka dari itu Gans menyimpulkan tiga alasan bahwa kemiskinan itu berfungsi dalam masyarakat diantaranya:
1.      Kemiskinan masih tetap fungsional terhadap berbagai unit dalam masyarakat.
2.      Belum adanya alternative lain atau baru untuk berbagai pelaksanaan fungsi bagi orang miskin.
3.      Alternative yang ada masih lebih mahal daripada imbalan kesenangan yang di berikannya.
 Meskipun gans mengemukakan bahwa kemiskinan mempunyai fungsi. Namun implikasi dari gans ini adalah jika orang ingin menyingkirkan kemiskinan, maka orang tersebut harus mampu mencari alternative baru. Seperti halnya otomatisasi.otomanisasi disini merupakan suatu yang semula pekerjaannya kotor dan gajinya pas-pasan, kemudian dialihkan pada pekerjaan yang lebih bersih dan gajinya lebih tinggi.
Kritik Talcott Parson Terhadap Teori Fungsionalisme Struktural.
parson menjelaskan bahwa teori fungsionalisme strukturalnya kepada suatu pemahaman mengenai sistem yang mengacu kepada konsep equilibrium dalam kehidupan masyarakat. Menurutnya untuk dapat memahami atau mendeskripsikan suatu system, maka harus ada suatu fungsi mengenai hal tersebut. Maka dari itu Parson percaya, bahwa ada empat persyaratan mutlak yang harus ada supaya fungsionalis masyarakat dapat berjalan yaitu AGIL.
pada dasarnya parson melihat bahwa AGIL ini mampu menjadi sebuah fungsi sebagai keteraturan yang harus dimiliki dan dijalankan setiap masyarakat. AGIL disini  bukan hanya kata kiasa  semata  akan tetapi ia mempunyai arti :
Adaptation (adaptasi), merupakan Sistem yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan setelah itu membuat lingkungan sesuai dengan kebutuhan.
 Goal Atteinment (pencapaian tujuan), adalah Sistem yang dapat  mendefinisikan dan mencapai tujuannya.
 Integration (integrasi), yaitu Sistem yang mampu mensinergiskan antar komponen dalam sistem tersebut dan juga ketiga fungsi yang lain (Adaptation, Goal Atteinment, Latency).
 Latency (pemeliharaan pola), ialah Sistem yang harus memelihara dan mendialektikan pola-pola kultural yang menopang dan menciptakan motivasi.
 Dengan adanya AGIL diatas, Parson yakin bahwa tingkat keseimbangan dalam masyarakat akan tersusun dan terjaga sehingga terhindar dari adanya kerusakan fungsional antar pribadi di dalamnya. Dan Pada intinya Teori Parson tersebut, terlalu mengedepankan strukturalisasi pencapaian yang menekankan konsep equilibrium dalam sistem di masyarakat secara fakta. Serta ia terlalu subjektif dengan angan-angannya bahwa setiap individu senantiasa mensosialiasikan diri terhadap lingkungan. Sebaliknya lingkungan juga menyesuaikan fungsinya terhadap diri sendiri dan ia lebih menekankan pada aspek perubahan sosial secara evolusioner di bandingkan revolusioner akibat dasar pemikiran sistem biologisnya.
 Saya setuju dengan pendapat Herbert gans. Tapi itu bukan berarti kita membiarkan kemiskinan terus merajalela. Akan tetapi sebagai manusia yang berpendidikan dan mempunyai kesadaran, seharusnya menganalisis kembali dengan teori yang tidak sesuai dengan pemikiran kita. Dan kita harus berusaha juga untuk membantu orang-orang disekitar kita yang posisinya lebih (miskin) dengan cara memberikan peluang dan motivasi pada mereka. Sebagaimana dikatakan gans diatas bahwa kita harus mempunyai atau mencari alternative baru untuk menyingkirkan kemiskinan tersebut. Sedangkan  pendapat parson menimbulkan banyak asumsi-asumsi yang kontroversial yang seharusnya Parson teliti lebih lanjut, bahwa jika fungsi AGIL ini hanya mampu melenggangkan atau mempertahankan suatu kekuasaan atas kedudukan individu, maka tidak mungkin suatu sistem organisme yang ia jelaskan mampu terlaksana, serta ia terlalu merendahkan konsepsi mengenai perubahan sosial secara revolusioner yang dapat terjadi secara tiba-tiba.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar